Minimalisir, Lokalisir, Damai

Assalamualaikum.Wr.Wb 

Dalam kehidupan kita sebagai mahluk sosial seringkali kita terposisikan dalam tantangan permasalahan, bagaimana cara seseorang menyikapi setiap permasalahan tentunya sangat beragam.

Mulai dengan mengutuk permasalahan, melakukan bluffing untuk selamatkan diri dengan resiko yang tak terukur, menghindar dari permasalahan seraya melempar bola panas pada orang lain, serta menghadapi permasalahan dengan tetap tenang dan berfikir positif untuk mencari solusi.

Semua kembali pada pribadi masing-masing akan memilih yang mana, sesuai dengan kapasitasnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Berulangkali writer harus membayar mahal untuk mendapatkan saripati kehidupan dalam menghadapi permasalahan dengan tingkat stressor yang tinggi, hingga tingkat kepercayaan pada orang-orang dalam lingkaran terkecil, menengah dan besar terjun bebas pada titik terendah 0%, karena ekspektasi yang terlalu tinggi akan arti sebuah perkawanan, persahabatan, serta persaudaraan.

Berbagai history tersebut membuat writer terbentuk menjadi pribadi yang anti-social dan introvert (Bertolak belakang dengan pribadi writer yang sebelumnya), dan lebih senang menyendiri untuk memecahkan masalah sendiri. Akan tetapi, dengan cara demikian justru membuat writer lebih dewasa dalam melihat dan menyelesaikan permasalahan dengan krangka berfikir yang utuh.

Baru pada awal 2019 writer mulai kembali menata dari awal dan membuka ruang kepercayaan yang selama ini tertutup rapat dalam bermasyarakat, tentunya sebagai pribadi yang lebih alertness.

Terpetik sebuah kebijaksanaan dari minangkabau "Belajar pada masa lalu, mencontoh kepada yang mengalami", pada kesempatan ini writer mencoba berbagi tips sederhana sebagai referensi yang mungkin dapat menjadi solusi dalam menangani suatu permasalahan.

Minimalisir
Cobalah meminimalisir permasalahan agar tidak berkembang menjadi besar, dengan focus pada solusi bukan pada masalah. Melalui solusi sederhana kadangkala tensi permasalahan besar menjadi rendah, dan dengan cepat bisa diselesaikan.

Lokalisir
Cobalah lokalisir situasi permasalahan agar tidak menjangkau sisi lain kehidupan kita, memperbaiki isi dengan tidak merusak wadahnya. 

Damai,
Berdamai dengan diri sendiri dan berserah diri secara zuhud pada Allah Azza Wa Jalla (melalui sholat, zikir dan meditasi), seraya bersyukur serta berfikir positif bahwa setiap permasalahan adalah ujian untuk membuat kita lebih baik.

Ibarat mobil kita bermasalah, pabrikan sebagai produsen telah menyiapkan segitiga pengaman sebagai fasilitas untuk mobil yang kita miliki, dengan tujuan jika mobil kita bermasalah maka tidak menganggu zona nyaman pengendara mobil di sekitarnya. 

Layaknya kita sebagai mahluk yang diciptakan oleh Allah.SWT tuhan pencipta semesta alam, Allah telah memberi kita karunia segitiga pengaman (Otak untuk berfikir, Hati untuk memilih dan memilah, serta Panca indra untuk melakukan tindakan) agar kita dapat menyelesaikan setiap permasalahan dalam harmoni kebajikan.

Demikian semoga sharring singkat dan sederhana ini bermanfaat serta terpetik secara luas dan mendalam, untuk menjadikan kita sebagai umatnya yang pandai bersyukur.

Comments